Sabtu, 21 Juli 2012

Takbeer Blood

suara takbir berkumandang, angin sunyi mulai menimpa kosan, sepi, tikus yang terus berkeliaran mobil yang berhamburan dan hati yang rindu akan kebersamaan keluarga. meremas hati menitikan tinta kesedihan di tengah malam.

andai saja suasana keluarga yang indah itu telah kembali, ku yakin semuanya di tahun terakhir kuliahku tak akan seperti ini, NAMUN ku yakin nasib ini bukan saja menimpaku tapi juga orang yang tangguh yang menyulam kain hitam menjadi seragam sarjana.

andai kau tak di panggil terlebih dahulu, tuk pergi selamanya dan melihat anakmu duduk di bangku kuliah tuk menuliskan sejarah sarjana, goresan tinta ini akan penuh warna di sertai lantunan do'amu, ku yakin kau memperhatikanku, mendoakanku, dan mengawasiku, namun ku rindu akan harumnya tanganmu hangatnya pelukmu yang sudah 11 tahun tak kurasakan lagi.

anakmu kuat bu, anakmu bisa, ai rmata yang terteteskan ini sebagai rasa rinduku padamu, maafkan anakmu hari tu tak dapat mengantarkan keperistirahatan terakhirmu, anakmu yang masih SD dan tak mengerti akan suatu kasih sayang sekarang sudah tumbuh dewasa, ku janji padamu ku akan jadi orang sukses.suara takbir kan jadi saksi janjiku padamu bu, ku rindu merayakan hari raya bersamamu, tawa, canda, riang ketika kau duduk di kursi rumah dulu menjadi kenangn yang tak dapat ku lupakan, semoga kau di terima di sisnya, dan mendapat syurganya, "ammin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar